Pages - Menu

Wednesday 22 April 2015

Jabil Led Weaning

Jabil BLW 6 bulan

Sudah sebulan lebih Jabil MPASI. So far Alhamdulillah lancar-lancar aja, belum ada kendala berarti (masakan gosong gak dihitung, ya!). Jadi inget masa-masa menjelang MPASI di mana saya (dan ibuk-ibuk lainnya di grup Birth club) hebooohhh luar biasa. Dari mulai ngelist peralatan, browsing resep, hunting high chair, terus membahas hal-hal cetek yang waktu itu rasanya kok njelimet ya? tapi ternyata pas dijalanin biasa aja...hahaha. Motherhood really is swimming and learning to swim at the same time, eh? Istilah lainnya, learning by doing ;)
Baeklah, kembali ke MPASI. Ketika memulai MPASI, seorang ibu pasti banyak galaunya.
Jenis makanan: homemade atau makanan instant?
Kalau homemade: fresh food atau frozen food?
Yang mana duluan: buah dan sayur atau serealia?
Cara ngasihnya: spoon feeding atau baby led weaning?
Nah, lho, semakin banyak pilihan semakin bingung.
Kalau saya sendiri memilih makanan homemade, fresh, dimulai dari buah dan sayur dulu, dan diberikan dengan cara Baby Led Weaning.

Apa itu Baby Led Weaning?
Baby led weaning (BLW)= skip the puree. Makanan bayi diberikan dalam bentuk finger food instead of puree. Nah, karena bentuknya finger food, bayi jadi bisa makan sendiri. Tapi jangan ngebayangin bayi enam bulan bisa langsung makan lep lep. Cencu saaajaaa ada prosesnya. Pertama-pertama mungkin megang makanannya aja masih merosot-merosot, eh pas mau dimakan malah nyasar ke hidung atau pipi bukannya ke mulut. Lama-lama bayi akan belajar cara makan yang benar seiring semakin canggihnya koordinasi antara mata dengan tangannya. Tenang aja...bayi itu cerdas, kok, dan mereka adalah pembelajar yang baik. Dalam BLW bayi yang memegang kontrol. Mereka yang menentukan kapan mau makan, apa yang dimakan, dan seberapa banyak yang mereka makan. Singkatnya, bayi makan sendiri.

Manfaatnya?
- Nyiapin makanannya enggak repot.
- Hemat waktu dan biaya.
- Bayi bisa makan dengan tangannya sendiri, bareng-bareng sama kita.
- Bikin bayi belajar mengunyah dengan gusi (yes, no teeth needed!)
- Traveling friendly.
- Dan seterusnya *yang akan saya update lagi ketika sudah terbukti ;)

Makan sendiri? Emang bisa?
Bisa! Yakin deh. Kita sebagai orangtua harus percaya sama kemampuan bayi. Just give them your trust and you will be amazed with the result.

But Should they do everything by themselves?
Enggak juga sih
- Bayi yang menentukan kapan mereka mau makan, tapi orangtuanyalah yang menentukan jam makan. Dengan catatan, kalau di jam makan itu bayi enggak mau makan (belum mood, ngantuk, etc) kita enggak boleh maksa. Simpan lagi high chairnya, rapihin makanannya, dan tawarkan lagi sejam/dua jam kemudian.
- Bayi menentukan apa yang mau mereka makan, tapi orangtuanyalah yang menyiapkan makanannya. Sajikan jenis makanan sevariatif mungkin supaya ketika makanan A ditolak masih ada serepnya (B dan C). Kalau sudah ditawarin tiga jenis makanan terus semuanya ditolak? Ya udah, beresin. Tapi nanti tawarin lagi.
- Bayi memutuskan seberapa banyak mereka mau makan. Yup, enggak ada acara maksa-maksa, "Aduh tanggung Dek ini tinggal sedikiiiit lagi, sini-sini buka mulutnya lebar-lebar ada kapal terbang AAAAAAAA." Kita mungkin risih melihat makanannya gak dihabisin, sampai kita lupa, yang makan kan anak kita, yang tau masih lapar atau udah kenyang juga dia. Kita sendiri aja kalau udah kenyang terus masih dipaksa-paksa makan juga eneg keleuussss.

Kan belum punya gigi?
BLW enggak butuh gigi. Gusi bayi itu keras...ibu menyusui pasti setuju :p

Pencernaannya enggak kenapa-kenapa tuh?
Insya Allah amaaan :) Dengan ber-BLW bayi belajar mengunyah, di saat mengunyah itu tubuh melepaskan enzim-enzim yang membantu pencernaan makanan. Tapi ingat, ya, jangan melakukan BLW sebelum bayi berusia minimal enam bulan. Menurut WHO di usia segitulah pencernaan bayi sudah siap mengolah makanan.

Tapi kok di pup-nya ada potongan makanan? Berarti enggak tercerna dong?
Dicerna kok...hanya saja pencernaan bayi belum secanggih orang dewasa. Pencernaan bayi sampai usia tiga tahun kan memang belum sempurna. By the way, kita aja yang dewasa bukannya sering ya makan kangkung keluarnya kangkung lagi? (emaap jorok!)

Mulai tertarik untuk mencoba? Perhatikan dulu syarat-syaratnya, ya.
Syarat-syarat BLW
- Bayi sudah bisa duduk tegak tanpa bantuan. Kalau belum bisa boleh dipangku.
- Koordinasi antara mata dengan tangan sudah oke. Bisa mengambil mainan/benda-benda lain kemudian memasukkannya ke mulutnya.
- Makanan harus lunak dan bisa dihandle bayi. NO CHOKING HAZARD!
- Orangtua harus sabar, telaten, dan bersedia melihat rumah berantakan.

Fungsi orangtua saat BLW.
- Menyiapkan high chair/booster seat/tempat lesehan untuk makan. 
- Menyiapkan makanan sevariatif mungkin.
- Mengawasi anak saat makan.
- Jadi model, alias mencontohkan cara makan kepada anak.
- Lebih bagus lagi kalau bisa makan bareng anak.
- Menghabiskan sisa makanan supaya enggak mubadzir. Haha.

Sebagai gambaran, this is how Jabil do BLW
- Duduk manis di high chair (HC).
- Ditawarkan beberapa jenis makanan, SATU-SATU. Kenapa? karena kalau langsung dikasihin semua nanti diacak-acak. Jadi saya sodorin satu, nih, taruh di tray HC atau dikasihin ke tangannya (jika makanannya jenis yang susah diambil). Kalau makanan itu habis/hancur/jatuh/dibuang, baru saya kasih yang berikutnya.
- Saya selalu sediakan dua porsi makanan, seporsi buat dimakan Jabil, sisanya buat diremes, dibuang ke lantai, kemudian saya pungut dan makan (eaaaakkk kapan kurusnyaaa)
- Saya mempresentasikan cara makan dan cara mengunyah dengan lebay. Bak bintang iklan, saya sibuk, "Hmmm...enaaak enaaakk nyam nyam nyam" hahahaha. Makan di depan bayi ini penting loooh. They copy us! 

Selama sebulan lebih BLW ini ada ups and downs-nya, tapi overall sih serruuuu! Seperti inti dari BLW ini, yakni membuat acara makan menjadi menyenangkan. Nah, gimana? Mau coba BLW juga?

No comments:

Post a Comment